Archive for 2016

EDMODO merupakan platform yang bisa digunakan untuk melakukan pembelajaran secara virtual. Edmodo bisa diakses melalui web browser (seperti chrome, mozilla firefox, dll) juga bisa diakses melalui Android (cari edmodo di playstore).

MEMBUAT AKUN DI EDMODO

  1. Sebagai Guru

Untuk membuat akun di edmodo sebaga guru, pertama buka web browser (dalam contoh di gunakan chrome), dan ketik www.edmodo.com pada alamat url. Tampilan dari web edmodo dapat dilihat pada gambar 1.

gambar1

Gambar 1. Tampilan Awal Edmodo

Edmodo memberikan fasilitas akun sebagai siswa atau guru atau orang tua. Untuk membuat akun guru, pilih “I’m a Teacher”. Setelah itu akan tampil kotak dialog seperti pada gambar 2. Jika telah memiliki akun google atau office 365, akun tersebut dapat digunakan untuk membuat akun edmodo, jika tidak dapat memasukkan alamat e-mail dan password untuk akun edmodo lalu klik “Sign Up for Free”.

gambar2

Gambar 2. Dialog pendaftaran akun baru

Setelah berhasil membuat akun akan muncul tampilan halaman muka edmodo seperti pada gambar 3 maka akun telah siap digunakan. Selanjutnya kostumisasi profil, pilih akun (gambar orang pada kiri atas layar) dan pilih “settings” hingga muncul tampilan seperti pada gambar 4.

gambar3

Gambar 3. Tampilan ‘home’ pada akun edmodo

Pada tampilan “settings” dapat di atur foto profil, alamat email pertama dan kedua, negara, title, nama depan, lama belakang dan zona waktu. Untuk membuat perubahan, perlu memasukkan password akun. Jika berhasil, tampilan halaman muka (home) akun akan berubah seperti pada gambar 5.

gambar4

Gambar 4. Tampilan “settings” (kostumisasi profil)

gambar5

Gambar 5. Tampilan ‘home’ pada akun edmodo yang telah di kostumisasi

  1. Sebagai Siswa

Untuk membuat akun di edmodo sebagai siswa, pada tampilan dari web edmodo       (gambar 1) silahkan pilih “I’m a Student. Setelah itu akan tampil kotak dialog seperti pada gambar 6. Sama seperti guru, akun siswa juga dapat dibuat dengan akun google atau office 365. Jika tidak memiliki akun tersebut, tnggal lengkapi kotak dialog tersebut dengan mengisi nama depan, nama belakang, kode kelas (kode yang diberikan ole guru) username, alamat email dan password akun. Setelah semua dilengkapi, klik “Sign Up for Free”.

gambar6

Gambar 6. Kotak dialog pendaftaran akun sebagai siswa

Setelah berhasil membuat akun akan muncul tampilan halaman muka edmodo seperti pada gambar 7, selanjutnya kostumisasi profil, pilih akun (gambar orang pada kiri atas layar) dan pilih “settings” hingga muncul tampilan seperti pada gambar 8.

gambar7

Gambar 7. Tampilan “home” pada akun siswa

gambar8

Gambar 8. Tampilan “settings” (kostumisasi profil)

Pada tampilan “settings” dapat di atur foto profil, alamat email pertama dan kedua, negara, title, nama depan, lama belakang dan zona waktu. Pada edmodo disetiakan pilihan untuk menggunakan foto profil dari gambar atau avatar, seperti yang terihat pada gambar 9.

Untuk membuat perubahan, perlu memasukkan password akun. Jika berhasil, tampilan halaman muka (home) akun akan berubah seperti pada gambar 10.

gambar9

Gambar 9. Pemilihan jenis foto profil

gambar10

Gambar 10. Tampilan ‘home’ pada akun siswa yang telah di kostumisasi

Demikian langkah-langkah dalam pembuatan akun guru dan siswa pada edmodo.

Pengantar Model Kurikulum Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (Kurikulum 1975)

Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional atau disingkat PPSI merupakan salah satu pendekatan oleh guru atau tenaga pendidik  dalam merancang sistem pembelajaran khususnya satuan pembelajaran. PPSI merupakan pendekatan prosedur yang untuk menghasilkan program pembelajaran.

Sistem PPSI bersifat sistematik dan sistematisdan mengarah pada tercapainya tujuan khusus, dapat diukur, dan dirumuskan dalam bentuk prilaku peserta didik. Diterapkannya PPSI diharapkan dapat mencapai tujuan pembelajaran yang efektif dan efesien.

 Kritik terhadap penerapan prosedur pengembangan sistem instruksional dikalangan para pengajar atau guru yaitu prosedur ini membawa konsekuensi terhadap beban kerja guru dan juga kepala sekolah bertambah di bidang administrasian  dokumen seperti penyusunan satuan pembelajaran yang detil, termasuk penyusunan alat evaluasi yang harus dapat mengukur tujuan pembelajaran.

Kurikulum setelah Indonesia Merdeka Sebelum diberlakukan PPSI

Sejarah kurikulum pendidikan di Indonesia kerap berubah setiap ada pergantian Menteri Pendidikan, sehingga mutu pendidikan Indonesia hingga kini belum memenuhi standar mutu yang jelas dan mantap. Dalam perjalanan sejarah sejak tahun 1945, kurikulum pendidikan nasional telah mengalami perubahan, yaitu pada tahun 1947 (Rencana Pembelajaran), 1952 (Rencana Pembelajaran Terurai), 1964 ((Kurikulum 1964), 1968 (kurikulum 1968) dan tahun 1975 (PPSI)

 Semua kurikulum nasional dirancang berdasarkan landasan yang sama, yaitu Pancasila dan UUD 1945, perbedaanya pada penekanan pokok dari tujuan pendidikan serta pendekatan dalam merealisasikannya.

Awal kurikulum terbentuk pada tahun 1947, yang diberi nama Rencana Pembelajaran 1947. Kurikulum ini pada saat itu meneruskan kurikulum yang sudah digunakan oleh Belanda. Yang menjadi ciri utam kurikulum ini adalah lebih menekankan pada pembentukan karakter manusia yang berdaulat dan sejajar dengan bangsa lain.

Rencana Pelajaran 1947 baru dilaksanakan sekolah-sekolah pada 1950. Sejumlah kalangan menyebut sejarah perkembangan kurikulum diawali dari Kurikulum 1950.

Setelah rencana pembelajaran 1947, pada tahun 1952 kurikulum Indonesia mengalami penyempurnaan. Dengan berganti nama menjadi Rentjana Pelajaran Terurai 1952.Yang menjadi ciri dalam kurikulum ini adalah setiap pelajaran harus memperhatikan isi pelajaran yang dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari.

Di penghujung era Presiden Soekarno, muncul Rencana Pendidikan 1964 atau Kurikulum 1964. Fokusnya pada pengembangan daya cipta, rasa, karsa, karya, dan moral (Pancawardhana). Mata pelajaran diklasifikasikan dalam lima kelompok bidang studi: moral, kecerdasan, emosional/artistik, keprigelan (keterampilan), dan jasmaniah. Yang menjadi ciri dari kurikulum ini pembelajaran dipusatkan pada program pancawardhana yaitu pengembangan moral, kecerdasan, emosional, kerigelan dan jasmani.

Usai tahun 1952, menjelang tahun 1964, pemerintah kembali menyempurnakan sistem kurikulum di Indonesia. Kali ini diberi nama Rentjana Pendidikan 1964. ciri dari kurikulum ini adalah: bahwa pemerintah mempunyai keinginan agar rakyat mendapat pengetahuan akademik untuk pembekalan pada jenjang SD, sehingga pembelajaran dipusatkan pada program Pancawardhana (Hamalik, 2004), yaitu pengembangan moral, kecerdasan, emosional/artistik, keprigelan, dan jasmani.

Kurikulum 1968 merupakan pembaharuan dari Kurikulum 1964, yaitu dilakukannya perubahan struktur kurikulum pendidikan dari Pancawardhana menjadi pembinaan jiwa pancasila, pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus. Kurikulum 1968 merupakan perwujudan dari perubahan orientasi pada pelaksanaan UUD 1945 secara murni dan konsekuen.

Dari segi tujuan pendidikan, Kurikulum 1968 bertujuan bahwa pendidikan ditekankan pada upaya untuk membentuk manusia Pancasila sejati, kuat, dan sehat jasmani, mempertinggi kecerdasan dan keterampilan jasmani, moral, budi pekerti, dan keyakinan beragama. Isi pendidikan diarahkan pada kegiatan mempertinggi kecerdasan dan keterampilan, serta mengembangkan fisik yang sehat dan kuat.

Kelahiran Kurikulum 1968 bersifat politis: mengganti Rencana Pendidikan 1964 yang dicitrakan sebagai produk Orde Lama. Tujuannya pada pembentukan manusia Pancasila sejati. Kurikulum 1968 menekankan pendekatan organisasi materi pelajaran: kelompok pembinaan Pancasila, pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus. Jumlah pelajarannya 9.

Djauzak menyebut Kurikulum 1968 sebagai kurikulum bulat. “Hanya memuat mata pelajaran pokok-pokok saja,” katanya. Muatan materi pelajaran bersifat teoritis, tak mengaitkan dengan permasalahan faktual di lapangan. Titik beratnya pada materi apa saja yang tepat diberikan kepada siswa di setiap jenjang pendidikan.

Sumber (semua diakses 26 Mei 2016):

http://wikipedia.com

Sejarah Perkembangan Kurikulum di Indonesia

http://ariantiyoulie.blogspot.co.id/2014/04/model-prosedur-pengembangan-sistem.html#!/tcmbck

Analisis Kurikulum

Posted: May 25, 2016 in Ga jelas

Apa itu Analisis Kurikulum?

CURRICULUM ANALYSIS: unpacks a curriculum into its component parts (e.g. learning, teaching, knowledge, society, resources); evaluates how the parts fit together, say in terms of focus and coherence; checks underlying beliefs and assumptions;  and seeks justification for curriculum choices and assumptions.

CURRICULUM ANALYSIS is NOT: student assessment, although student data could inform curriculum decisions; teacher appraisal, although teacher performance data could impact on curriculum decisions.

Mengapa perlu dilakukan Analisis Kurikulum?

Some of the reasons for doing curriculum analysis are:

  1. to make an assessment of the curriculum in order to improve it;
  2. to identify potential and actual problems as early as possible and recommend possible solutions (formative assessments);
  3. to make decisions about future support for continuation of the curriculum (summative);
  4. to see if the different parts hold together;
  5. to determine whether the goals have been met;
  6. to identify strengths and successes in order to build on them;
  7. to examine whether assumptions underlying the curriculum are valid and defensible;
  8. to identify blindspots, biases, perspectives;
  9. to demonstrate the worth of the curriculum to different stakeholders e.g. funders.

Bagaimana dilaksanakan?

We can ask the following questions of the curriculum:
What is the IMPACT of your curriculum?
Does your curriculum satisfy acceptable DESIGN principles?
Is your curriculum POLICY-relevant?

Kapan analisis kurikulum dilakukan?

 

 

sumber: Jonathan D Jansen and Vijay Reddy, Curriculum Analysis a reference manual.

I. Fokus Masalah
Indonesia melalui berbaga zaman dengan kondisi lingkungan yang berbeda-beda, dimana masing-masing kelompok generasi berkembang dalam situasi dan kondisi yang beraneka ragam. Generasi yang lahir setelah tahun 2000 merupakan generasi pada zaman globalisasi. Generasi ini lahir bersama perkembangan teknologi yang sudah mengalami transisi dari bentuk manual ke bentuk digital. Sebagai contoh, teknologi yang telah berkembang melewati teknologi manual (cetak) radio, telepon kabel, film konvensional, hingga sekarang ini yang banyak muncul yaitu perangkat mobile, gps sampai berbagai teknologi dengan sistem smart obects.
Lingkungan pendidikan anak dulunya hanya mengenal rumah, sekolah dan ranah publik. Pemberi pengaruh lingkungan pendidikan rumah adalah penghuni rumah itu sendri dalam hal ini ayah, ibu, saudara dan keluarga dekat.  Di sekolah, guru dan kepala sekolah yang memberi pengaruh kepada anak. Di ranah publik pengaruh diberikan dari teman, sahabat, komunitas dan masyarakat. Sekarang bertambah hal yang mempengaruhi pendidikan anak yaitu dunia maya. Anak mulai belajar melalui dunia maya seperti situs google dan wikipedia yang mnyajikan informasi secara bebas dan luas. Secara evolusioner, lingkungan pendidikan anak meluas sejalan dengan perkembangan jaman dan pertumbuhan komunitas serta kemajuan teknologi informasi dan komunikasi.
Siswa masa kini telah terbiasa dengan pena, buku catatan, buku pelajaran, handphone, kamera digital, dan jaringan internet. Pada dasarnya, siswa masa kini menggunakan beraneka ragam cara dan teknologi untuk meningkatkan pengetahuan dan kompetensinya.
Generasi masa kini senang jka berada pada posisi mengendalikan dan diberi banyak pilihan. Mereka senang berakrivitas dalam kelompok, berada dalam lingkungan inklusif. Teknologi sudah biasa bagi mereka sehingga memiliki pola berpikir yang berbeda. Mereka senang mengambil resiko, mudah bosan dalam kondisi monoton. Senang bertualang dalam berbagai hal, kreatif, inovatif dan senang bekerja di lingkungan yangmenyenangkan. Suasana dan lingkungan pembelajar harus dikembangkan senyaman mungkin bagi para generasi muda sesua dengan karaktersitik dan profil mereka agar proses belajar menjadi efektif.
Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) memungkinkan adanya partisipasi aktif pebelajar dan dapat digunakan sewaktu-wktu sesuai kebutuhan. TIK dapat menyesuaikan dirinya dengan gaya belajar yang beragam sehingga mampu peningkatan kompetensi individu. TIK menggunakan pendekatan sumber daya yang modular sehingga selaras dengan dinmika dan situasi kondisi kehidupan. Keberadaan teknologi indformasi dan komunikasi tidak saja memberikan banya manfaat, namun sangat relevan dengan kebutuhan generasi pembelajar pada abad modern dewasa ini. Sehingga dengan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi maka hasil belajar siswa dapat ditingkatkan.

II. Tindakan
Penggunan TIK dalam proses pembelajaran meliputi:
1. Sumber pembelajaran: memanfaatkan search engine seperti google, yahoo dll, untuk mencari bahan dan konten pembelajaran, berlangganan dengan situs sumber pengetahuan seperti National Geograpic, Rmah Belajar, dll, menjadi anggota atau member website sumber pembelajaran yang ada di dalam dan luar negeri.
2. Media pembelajaran: mengunduh atau menampilkan kembali berbagai fenomena atau tutorial dalam bentuk video yang diambil dari internet (seperti youtube), menggunakan aplikasi yang dapat men-simulasi-kan berbagai skenario pembelajaran dasar seperti simulasi membangun jaringan untuk ratusan komputer (misalnya dengan aplikasi packet tracer), melakukan tes mandiri berkali-kali untuk mengetahui hasil evaluasi pembelajaran (misalnya dengan aplikasi e-quiz)
3. Sumber daya pendidikan: membangun atau mengakses perpustakaan digital, memanfatkan berbagai aplikasi yang dikembangkan berbagai komunitas pendidikanyang dapat diunduh atau di akses melalui internet.
4. Alat komunikasi dan interaksi: memanfaatkan fitur komunikasi seperti individu seperti email atau kelompok seperti whatsapp, telegram, catfiz, line dan sebagainya, menggunakanaplikasi komunikatif visual semacam skype, vmeet, dll, memberikan dan menerima tugas bagi siswa melalui internet dalam format digital

III. Lembar Observasi
1. Observasi Pendahuluan

1

2. Observasi Perencanaan Guru

2

3. Observasi Penerapan Guru

3

4. Observasi Penilaian Guru

4

5. Observasi terhadap Siswa

5

6. Observasi dokumen RPP guru

6

7. Observasi penilaian pelaksanaan pembelajaran

7